Satu hal lagi yang membuat saya terheran2 dengan proyek Pasar Raya Amal yang telah dilakukan di China, sungguh sebuah pekerjaan yang tidak mudah membangun profit terhadap Pasar Raya Amal. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana Pasar Raya tersebut dapat meyakinkan orang dan melaksanakannya berdasarkan 3 konsep Pasar Raya Amal yaitu pasar raya, sumbangan dan pekerja sukarela.
Apabila PAsar Raya Amal menyediakan ruangan khas untuk Palang Merah dan Persatuan orang kurang upaya di setiap Pasar Raya mungkin hal ini masih bisa dilakukan.
Kalau di Indonesia, menurut saya konsep seperti ini hampir sama halnya dengan Koperasi, dimana Koperasi membangun unit usaha seperti penjualan sembako, simpan pinjam dan usaha pendukung seperti angkutan dan lain sebagainya. Dalam melakukan operasional, Koperasi yang memiliki badan usaha hanya menggaji orang2 yang terjun langsung di dalam operasional unit usaha seperti penjaga toko, sopir dan pembukuan sub usaha. Sementara pengurus koperasi seperti Ketua, Bendahara, Sekretaris digaji setiap tahunnya setelah perhitungan rugi laba dinamakan SHU (Sisa Hasil Usaha).
Saya sangat terkesan akan upaya China dalam menciptakan peluang usaha dari perpaduan profit dan amal sehingga usaha ini dapat dinikmati dan bermanfaat bagi orang yang kurang mampu.
Dari pengalaman yang diungkapkan CRI terpikir oleh saya beberapa hal :
1. Saya berharap apa yang telah dilakukan di China dapat dicontoh oleh PAsar Raya yang ada di Indonesia.
2. Saya berharap Pasar Raya di China menjalin hubungan dengan pemerintah China untuk mengekspos pengalaman ini ke berbagai Negara Asia, termasuk ke Indonesia
3. Saya berharap persatuan pengusaha Indonesia dapat informasi ini dan mengembangkan usaha seperti ini.
4. Apabila hal ini berhasil tentunya akan mengurangi kemiskinan rakyat di merata dunia
Semoga,
Salam,
Rudy Hartono
KALBAR, INDONESIA